Sampah Kita, Tanggung Jawab Kita: Menyelamatkan Ternate dari Krisis Perilaku

Bagikan :

TERPOPULER

Praktisi Hukum Soroti Tindak Premanisme Dosen...

Ternate - Tindakan kekerasan dan atau tindakan premanisme, yang diduga dilakukan oleh salah satu Dosen Institut Sains dan Kependidikan (ISDIK) Kie Raha Maluku Utara...

BACA JUGA

ISME Wilayah XI Soroti Rencana Pemprov Malut Hentikan Aktifitas Nelayan

Ternate - Rencana Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut), melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), menghentikan aktivitas nelayan di teluk Weda, Kabupaten Halmahera Tengah...

FKPK Gelar Aksi di Depan Ditreskrimsus Polda dan Kejati Malut

Ternate - Sejumlah massa aksi yang mengatas namakan Front Koalisi Pemberantasan Korupsi (FKPK) Provinsi Maluku Utara (Malut), menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Ditreskrimsus...

Ombudsman Maluku Utara Terima Ratusan Laporan Sepanjang Januari-Mei 2025

Ternate - Ombudsman Perwakilan Maluku Utara (Malut) menerima 170 laporan sepanjang Januari 2025 s/d Mei 2025. Ada dua kategori laporan yang di terima yaitu,...

Mobdin Digunakan Jemput Ganja, Begini Tanggapan Praktisi Hukum

Ternate - Praktisi hukum, Agus R. Tampilang, SH. angkat bicara soal Mobil Dinas (Mobdin) milik Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (Kaban BPKAD),...

Abdullah W. Jabid Terpilih Sebagai Rektor Unkhair Ternate Periode 2025-2029

Ternate - Prof. Dr. Abdullah W. Jabid S.E., M.M, terpilih sebagai Rektor Universitas Khairun (Unkahir) Ternate pada periode 2025-2029, dengan memperoleh 53 suara. Melalui hasil...

Gugus Makayoa & Kesadaran Geografis

“Laut bukan batas, tetapi jembatan peradaban.” – Ki Hajar Dewantara Usulan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Gugus Pulau Makayoa bukan sekadar pemekaran wilayah administratif....

Kita dan terutama Kota Ternate seolah tak pernah benar-benar lepas dari persoalan sampah. Masalah ini datang berulang, mengendap, dan terus menumpu bukan hanya secara fisik di sudut-sudut kota, tetapi juga dalam kesadaran kolektif kita yang tak kunjung berubah. Di selokan, di pantai, di pasar, bahkan di depan rumah sendiri, sampah telah menjadi pemandangan yang biasa.

Yang paling mencolok adalah dominasi sampah plastik. Ringan, tapi menjajah hampir seluruh ruang hidup kita, dari kantong kresek belanja, bungkus makanan, hingga botol air mineral. Ironisnya, bahkan sampah organik pun kini hampir selalu dibungkus dalam kantong plastik sebelum dibuang. Akibatnya, limbah yang sejatinya dapat terurai justru menjadi bagian dari tumpukan sampah anorganik yang mencemari lingkungan.

Persoalan ini bukan semata soal kurangnya armada pengangkut atau buruknya kondisi TPA Buku Deru-Deru. Akar masalahnya jauh lebih dalam: krisis kesadaran dan kebiasaan kita sendiri. Kita terbiasa membuang tanpa memilah, dan terlalu sering menganggap bahwa urusan sampah sepenuhnya adalah tanggung jawab pemerintah.

Padahal, upaya mitigasi tak cukup jika hanya mengandalkan kecanggihan teknologi atau kebijakan yang parsial. Yang lebih mendasar dan mendesak adalah membangun kesadaran kolektif, serta mentransformasi cara pandang kita terhadap alam dan lingkungan.

Namun, kesadaran masyarakat saja tidak cukup. Manajemen petugas kebersihan juga perlu dibenahi secara serius. Mereka adalah garda terdepan dalam pengelolaan sampah, tetapi kerap bekerja tanpa perlindungan memadai, alat kerja yang layak, atau pelatihan teknis yang memadai. Pemerintah kota harus memberi perhatian pada kesehatan mereka, kelengkapan instrumen kerja, dan memastikan adanya etika serta standar operasional yang profesional.

Kondisi makin rumit karena banyak kelurahan di Ternate tidak memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) akibat keterbatasan ruang. Di sisi lain, keterlambatan petugas pengangkut dalam mengosongkan TPS yang tersedia sering menimbulkan penumpukan dan bau tak sedap. Akibatnya, warga kadang membongkar TPS secara sepihak, dan tak jarang menjadikan ruas-ruas jembatan sebagai lokasi pembuangan alternatif—terutama untuk sampah plastik. Praktik ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mencoreng wajah kota.

Solusi jangka panjang harus dimulai dari pendidikan lingkungan. Ini harus ditanamkan sejak dini di rumah sebagai sekolah pertama, dan di sekolah sebagai bagian integral dari kurikulum formal. Anak-anak perlu diajarkan bahwa membuang sampah sembarangan bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi tindakan yang merusak masa depan mereka sendiri.

Namun pendidikan saja tak cukup. Diperlukan keteladanan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Membawa botol minum sendiri, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah dan mendaur ulang sampah, semua ini harus menjadi kebiasaan baru, budaya baru, yang tumbuh dari kesadaran, bukan keterpaksaan.

Wali Kota boleh menambah ekskavator dan truk sampah, tetapi tanpa perubahan pola pikir masyarakat dan tanpa pembenahan sistem kerja petugas lapangan, kota ini akan tetap bergelut dengan sampah.

Ternate tidak butuh banyak teori. Yang dibutuhkan adalah kesadaran, keteladanan, dan aksi nyata. Karena kota ini milik kita semua dan kebersihannya adalah cermin dari siapa kita. Sebagai wajah warga kota Ternate dan masyarakat Maluku Utara pada umunya.

BERITA DAERAH

LIHAT SEMUA

Minim Perhatian, Ini Kondisi Salah Satu...

Labuha - Jauh dari kemewahan dan gemerlapnya suasana kota serta minim perhatian dari pemerintah, baik itu pemerintah Pusat maupun Daerah, beginilah kondisi jembatan darat...

Pemdes Guruapin Kayoa Salurkan Insentif Selama...

Halsel - Pemerintah Desa Guruapin, Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) telah menyalurkan insentif Tahap I yakni Januari hingga Juni tahun 2025. Penyaluran insentif kepada...

Persoalan APMS Kayoa Utara, Warga dan...

Labuha - Persoalan pemalangan pintu masuk Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di Desa Laromabati, Kecamatan Kayoa Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), berujung damai...

SAAT INI

Abdullah W. Jabid Terpilih Sebagai Rektor Unkhair Ternate Periode...

Ternate - Prof. Dr. Abdullah W. Jabid S.E., M.M, terpilih sebagai Rektor...

BERITA UTAMA

Minim Perhatian, Ini Kondisi Salah Satu...

Labuha - Jauh dari kemewahan dan gemerlapnya suasana kota serta minim perhatian dari pemerintah, baik itu pemerintah Pusat maupun Daerah, beginilah kondisi jembatan darat...

Kunjungi PKM, Anggota Dewan Kota Ternate...

Ternate - Kunjungi Pedagang Kelapa Muda (PKM), di Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, tepatnya di pesisir pantai seputaran pelabuhan Semut, anggota...

Remaja 16 Tahun yang sempat Dilaporkan...

Ternate - Pencarian terhadap satu warga Kelurahan Ngade, Kecamatan Kota Ternate Selatan, yang sempat dilaporkan hilang oleh pihak keluarga saat mendaki Gunung Gamalama akhirnya...

REKOMENDASI

Ombudsman Maluku Utara Terima Ratusan Laporan Sepanjang Januari-Mei 2025

Ternate - Ombudsman Perwakilan Maluku Utara (Malut) menerima 170 laporan sepanjang Januari 2025 s/d Mei 2025. Ada dua kategori laporan yang di terima yaitu,...

Praktisi Hukum Soroti Tindak Premanisme Dosen ISDIK Kie Raha

Ternate - Tindakan kekerasan dan atau tindakan premanisme, yang diduga dilakukan oleh salah satu Dosen Institut Sains dan Kependidikan (ISDIK) Kie Raha Maluku Utara...

Abdullah W. Jabid Terpilih Sebagai Rektor Unkhair Ternate Periode 2025-2029

Ternate - Prof. Dr. Abdullah W. Jabid S.E., M.M, terpilih sebagai Rektor Universitas Khairun (Unkahir) Ternate pada periode 2025-2029, dengan memperoleh 53 suara. Melalui hasil...

Gugus Makayoa & Kesadaran Geografis

“Laut bukan batas, tetapi jembatan peradaban.” – Ki Hajar Dewantara Usulan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Gugus Pulau Makayoa bukan sekadar pemekaran wilayah administratif....

ISME Wilayah XI Soroti Rencana Pemprov Malut Hentikan Aktifitas Nelayan

Ternate - Rencana Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut), melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), menghentikan aktivitas nelayan di teluk Weda, Kabupaten Halmahera Tengah...

ISME Wilayah XI Soroti Rencana Pemprov...

Ternate - Rencana Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut), melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), menghentikan aktivitas nelayan di teluk Weda, Kabupaten Halmahera Tengah...

Abdullah W. Jabid Terpilih Sebagai Rektor...

Ternate - Prof. Dr. Abdullah W. Jabid S.E., M.M, terpilih sebagai Rektor Universitas Khairun (Unkahir) Ternate pada periode 2025-2029, dengan memperoleh 53 suara. Melalui hasil...

Ridwan Terpilih Secara Aklamasi pada Muswil...

Ternate - Musyawarah Wilayah (Muswil) Institut Karate Do-Indonesia (INKAI) Provinsi Maluku Utara (Malut), memutuskan menunjuk Ir. Ridwan Ar, ST, MT, selaku Ketua INKAI Malut...

Minim Perhatian, Ini Kondisi Salah Satu...

Labuha - Jauh dari kemewahan dan gemerlapnya suasana kota serta minim perhatian dari pemerintah, baik itu pemerintah Pusat maupun Daerah, beginilah kondisi jembatan darat...

IKLAN

Sampah Kita, Tanggung Jawab Kita: Menyelamatkan Ternate dari Krisis Perilaku

Kita dan terutama Kota Ternate seolah tak pernah benar-benar lepas dari persoalan sampah. Masalah ini datang berulang, mengendap, dan terus menumpu bukan hanya secara fisik di sudut-sudut kota, tetapi juga dalam kesadaran kolektif kita yang tak kunjung berubah. Di selokan, di pantai, di pasar, bahkan di depan rumah sendiri, sampah telah menjadi pemandangan yang biasa.

Yang paling mencolok adalah dominasi sampah plastik. Ringan, tapi menjajah hampir seluruh ruang hidup kita, dari kantong kresek belanja, bungkus makanan, hingga botol air mineral. Ironisnya, bahkan sampah organik pun kini hampir selalu dibungkus dalam kantong plastik sebelum dibuang. Akibatnya, limbah yang sejatinya dapat terurai justru menjadi bagian dari tumpukan sampah anorganik yang mencemari lingkungan.

Persoalan ini bukan semata soal kurangnya armada pengangkut atau buruknya kondisi TPA Buku Deru-Deru. Akar masalahnya jauh lebih dalam: krisis kesadaran dan kebiasaan kita sendiri. Kita terbiasa membuang tanpa memilah, dan terlalu sering menganggap bahwa urusan sampah sepenuhnya adalah tanggung jawab pemerintah.

Padahal, upaya mitigasi tak cukup jika hanya mengandalkan kecanggihan teknologi atau kebijakan yang parsial. Yang lebih mendasar dan mendesak adalah membangun kesadaran kolektif, serta mentransformasi cara pandang kita terhadap alam dan lingkungan.

Namun, kesadaran masyarakat saja tidak cukup. Manajemen petugas kebersihan juga perlu dibenahi secara serius. Mereka adalah garda terdepan dalam pengelolaan sampah, tetapi kerap bekerja tanpa perlindungan memadai, alat kerja yang layak, atau pelatihan teknis yang memadai. Pemerintah kota harus memberi perhatian pada kesehatan mereka, kelengkapan instrumen kerja, dan memastikan adanya etika serta standar operasional yang profesional.

Kondisi makin rumit karena banyak kelurahan di Ternate tidak memiliki Tempat Pembuangan Sementara (TPS) akibat keterbatasan ruang. Di sisi lain, keterlambatan petugas pengangkut dalam mengosongkan TPS yang tersedia sering menimbulkan penumpukan dan bau tak sedap. Akibatnya, warga kadang membongkar TPS secara sepihak, dan tak jarang menjadikan ruas-ruas jembatan sebagai lokasi pembuangan alternatif—terutama untuk sampah plastik. Praktik ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mencoreng wajah kota.

Solusi jangka panjang harus dimulai dari pendidikan lingkungan. Ini harus ditanamkan sejak dini di rumah sebagai sekolah pertama, dan di sekolah sebagai bagian integral dari kurikulum formal. Anak-anak perlu diajarkan bahwa membuang sampah sembarangan bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi tindakan yang merusak masa depan mereka sendiri.

Namun pendidikan saja tak cukup. Diperlukan keteladanan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Membawa botol minum sendiri, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah dan mendaur ulang sampah, semua ini harus menjadi kebiasaan baru, budaya baru, yang tumbuh dari kesadaran, bukan keterpaksaan.

Wali Kota boleh menambah ekskavator dan truk sampah, tetapi tanpa perubahan pola pikir masyarakat dan tanpa pembenahan sistem kerja petugas lapangan, kota ini akan tetap bergelut dengan sampah.

Ternate tidak butuh banyak teori. Yang dibutuhkan adalah kesadaran, keteladanan, dan aksi nyata. Karena kota ini milik kita semua dan kebersihannya adalah cermin dari siapa kita. Sebagai wajah warga kota Ternate dan masyarakat Maluku Utara pada umunya.

Bagikan :

Artikel Terkait

Baca Juga

Mobdin Digunakan Jemput Ganja, Begini Tanggapan...

Ternate - Praktisi hukum, Agus R. Tampilang, SH. angkat bicara soal Mobil Dinas (Mobdin) milik Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (Kaban BPKAD),...

Ombudsman Maluku Utara Terima Ratusan Laporan...

Ternate - Ombudsman Perwakilan Maluku Utara (Malut) menerima 170 laporan sepanjang Januari 2025 s/d Mei 2025. Ada dua kategori laporan yang di terima yaitu,...

Ridwan Terpilih Secara Aklamasi pada Muswil...

Ternate - Musyawarah Wilayah (Muswil) Institut Karate Do-Indonesia (INKAI) Provinsi Maluku Utara (Malut), memutuskan menunjuk Ir. Ridwan Ar, ST, MT, selaku Ketua INKAI Malut...

Ketua Fraksi API Beri Apresiasi Atas...

Ternate - Ketua Fraksi Amanah Persatuan Indonesia (API) pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara (Malut), Jamrud H. Wahab, memberi apresiasi atas...

Iklan

error: Content is protected !!