Jakarta – Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi memerintahkan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan produksi padi. Dengan begitu, harga beras bisa turun.
Arief meminta agar produksi padi meningkat dari 31,5 juta ton menjadi 35 juta ton. Ia mengatakan produksi padi memang surplus tapi hanya 1,3 juta ton.
“Kalau panen rayanya ada di semester I, maka kita pastikan bahwa di semester akhir atau tiga bulan terakhir produksi rendah, akan rebutan GKP (gabah kering panen) di tingkat sawah, dan itu yang memicu kenaikan harga beras,” katanya dalam penandatanganan pakta integritas Kementan, Kamis (12/10).
Selain meningkatkan produksi, Kepala Badan Pangan Nasional itu juga meminta agar PT Perum Bulog menyerap beras dan menyimpannya sebagai cadangan pangan pemerintah yang digunakan mengantisipasi gejolak harga.
“Jadi Bulog tugasnya bantu simpan. Kebetulan saya yang menugasi Bulog. Kita buat sama-sama,” katanya.
Sebelumnya, Arief mengatakan permasalahan harga beras naik terletak pada kesulitan penggilingan dalam mendapatkan GKP.
“Challenge-nya hari ini, saudara kita penggiling padi tidak dapat GKP dengan cukup dan harga pastinya akan naik,” katanya pada Kamis (24/8).
Arief mengatakan produksi beras di semester dua tahun ini memang diprediksi lebih rendah dari semester sebelumnya. Mengatasi kondisi itu, pemerintah berusaha meningkatkan cadangan pangan pemerintah.
(fby/sfr)
Sumber : ccnindonesia.com