Dinilai Program MBKM Berkedok Korupsi dan Para Dosen Berkuasa, Mahasiswa FIB Unkhair Ternate Kembali Menggelar Aksi

Bagikan :

TERPOPULER

Pendaftaran KIP-Kuliah Tahun 2025 Resmi Dibuka,...

Ternate - Universitas Khairun (Unkhair) Ternate mengumumkan pendaftaran Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) tahun 2025, dibuka sejak 4 Februari 2025. Kepala Bagian (Kabag) Akademik Unkhair,...

BACA JUGA

Ternate – Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Khairun Ternate menggelar aksi di depan Fakultas Ilmu Budaya, dengan isu Mengungkap Fakta MBKM. Rabu (17/01).

Aksi yang di gelar pagi tadi dengan masa aksi memegang sebuah spanduk yang bertuliskan, “MBKM Berkedok Korupsi, Dosen Berkuasa”.

Korlap Aksi, Sukri M. Hamzah melalui propagandanya, menjelaskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ialah kebijakan dari Kemendikbud Ristek yang di hadirkan dengan maksud mentransformasi sistem pendidikan perguruan tinggi Indonesia guna menghasilkan lulusan terbaik di masa depan yang memiliki kemampuan soft skill dan hard skill untuk kebutuhan jaman selanjutnya.

Akan tetapi kata Korlap, proses daripada pelaksanaan program MBKM dari Kemendikbud Ristek di perguruan tinggi justru memiliki beberapa fakta menarik yang itu berakibat fatal pada proses penghayatan ilmu pengetahuan di Universitas.

“Kebijakan MBKM yang di dalam nya terdapat program magang yang bersertifikat, studi independen, kampus mengajar, pertukaran mahasiswa merdeka, membangun desa (KKN Tematik), proyek kemanusiaan dan riset atau penelitian ialah akumulasi program dengan menggunakan konsep merdeka dalam pembelajaran,” sebutnya.

Hanya saja Lanjut Presiden BEM FIB ini, justru membawa dampak signifikan pada pertumbuhan intelektual kampus pada aspek efektif (kurangnya penekanan pada aspek perasaan, seperti minat dan sikap), dan pada aspek psikomotorik (kurang menekankan pada keterampilan motorik), bahkan ada minim soal kesadaran kognitif yang itu justru mendistorsi nilai dan jati diri sebagai manusia, juga mahasiswa.

Mengapa demikian.? Kata Sukri, bahwa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dengan jumlah peminat yang sangat banyak hampir di seluruh perguruan tinggi se Indonesia yang tidak jarang di latarbelakangi oleh hasrat nya seperti contoh harus melihat monas di jakarta, bali dengan wisata alam yang indah dan lain-lain.

“Akhirnya mahasiswa atau pun organisasi tak lagi bernalar kritis, berdiskusi perihal ilmu, memecahkan problem sosial, dan melawan sistem pendidikan yang rancuh yang itu semua telah tergantikan dengan cerita romansa seperti hal nya pantai bali, monas di jakarta dan lain sebagainya,” ujarnya.

Pihaknya pun mengatakan, dengan betapa menggiurkanya anggaran riset dan penelitian, akan tetapi cerita mengenai tempat magang yang toxic dan cerita mengenai KKN tematik yang tidak jelas anggarannya, juga minim pembangunan SDM nya dan juga dosen-dosen yang telah beralih fungsi menjadi konsultan proyek.

“Hal itu semua karena sistem pendidikan yang terlanjur di monopoli dan program MBKM adalah pasarnya dan mahasiswa hanyalah mesin yang siap bekerja untuk kepentingan pasar,” tutup Korlap.

BERITA DAERAH

LIHAT SEMUA

Dukung Program Ketahanan Pangan, Distan Halteng...

Halteng - Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), melalui Dinas Pertanian menyerahkan benih padi varietas Inpari 32 kepada petani di Desa Lembah Asri...

Polres Halsel Siagakan 200 Personel Gabungan...

Labuha - Debat pertama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 untuk calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dijadwalkan berlangsung hari ini, Rabu,...

Dinilai Langgar UU, Senator DPD RI...

Ternate - Viral Video Bupati Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut), Frans Manery, mengejar massa aksi dengan sebilah senjata tajam (Sajam), saat menggelar aksi...

SAAT INI

Temuan Jenazah di Perairan Desa Sabatang Halsel, Diduga Kuat...

Halsel - Perjalanan panjang mencari jurnalis Metro TV, Sahril Helmi Kontributor Maluku...

BERITA UTAMA

KPU Malut Resmi Tetapkan Sherly-Sarbin Sebagai...

Sofifi - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara (Malut) resmi menetapkan Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih Maluku...

Dukung Program Ketahanan Pangan, Distan Halteng...

Halteng - Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), melalui Dinas Pertanian menyerahkan benih padi varietas Inpari 32 kepada petani di Desa Lembah Asri...

Akibat Tindakan Premanisme, Kadis Perindagkop Halbar...

Halbar - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Kadisperindagkop) Halmahera Barat, Demisius O. Boky bersama salah satu stafnya Sony O. Boky resmi ditetapkan...

REKOMENDASI

Temuan Jenazah di Perairan Desa Sabatang...

Halsel - Perjalanan panjang mencari jurnalis Metro TV, Sahril Helmi Kontributor Maluku Utara, yang hilang usai ledakan speedboat RIB 04 Basarnas Ternate berakhir. Jurnalis Metro...

Jumat Berkah, Kemenag Ternate Berbagi

Ternate - Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Ternate telah distribusikan 14 paket bantuan kepada masyarakat Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut). Jumat (07/02). Bantuan tersebut...

Efisiensi Anggaran Berdampak Pada Kegiatan PSN...

Ternate - Instruksi presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025, berdampak pada kegiatan Proyek...

KPU Malut Resmi Tetapkan Sherly-Sarbin Sebagai...

Sofifi - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara (Malut) resmi menetapkan Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih Maluku...

IKLAN

Dinilai Program MBKM Berkedok Korupsi dan Para Dosen Berkuasa, Mahasiswa FIB Unkhair Ternate Kembali Menggelar Aksi

Ternate – Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Khairun Ternate menggelar aksi di depan Fakultas Ilmu Budaya, dengan isu Mengungkap Fakta MBKM. Rabu (17/01).

Aksi yang di gelar pagi tadi dengan masa aksi memegang sebuah spanduk yang bertuliskan, “MBKM Berkedok Korupsi, Dosen Berkuasa”.

Korlap Aksi, Sukri M. Hamzah melalui propagandanya, menjelaskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ialah kebijakan dari Kemendikbud Ristek yang di hadirkan dengan maksud mentransformasi sistem pendidikan perguruan tinggi Indonesia guna menghasilkan lulusan terbaik di masa depan yang memiliki kemampuan soft skill dan hard skill untuk kebutuhan jaman selanjutnya.

Akan tetapi kata Korlap, proses daripada pelaksanaan program MBKM dari Kemendikbud Ristek di perguruan tinggi justru memiliki beberapa fakta menarik yang itu berakibat fatal pada proses penghayatan ilmu pengetahuan di Universitas.

“Kebijakan MBKM yang di dalam nya terdapat program magang yang bersertifikat, studi independen, kampus mengajar, pertukaran mahasiswa merdeka, membangun desa (KKN Tematik), proyek kemanusiaan dan riset atau penelitian ialah akumulasi program dengan menggunakan konsep merdeka dalam pembelajaran,” sebutnya.

Hanya saja Lanjut Presiden BEM FIB ini, justru membawa dampak signifikan pada pertumbuhan intelektual kampus pada aspek efektif (kurangnya penekanan pada aspek perasaan, seperti minat dan sikap), dan pada aspek psikomotorik (kurang menekankan pada keterampilan motorik), bahkan ada minim soal kesadaran kognitif yang itu justru mendistorsi nilai dan jati diri sebagai manusia, juga mahasiswa.

Mengapa demikian.? Kata Sukri, bahwa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dengan jumlah peminat yang sangat banyak hampir di seluruh perguruan tinggi se Indonesia yang tidak jarang di latarbelakangi oleh hasrat nya seperti contoh harus melihat monas di jakarta, bali dengan wisata alam yang indah dan lain-lain.

“Akhirnya mahasiswa atau pun organisasi tak lagi bernalar kritis, berdiskusi perihal ilmu, memecahkan problem sosial, dan melawan sistem pendidikan yang rancuh yang itu semua telah tergantikan dengan cerita romansa seperti hal nya pantai bali, monas di jakarta dan lain sebagainya,” ujarnya.

Pihaknya pun mengatakan, dengan betapa menggiurkanya anggaran riset dan penelitian, akan tetapi cerita mengenai tempat magang yang toxic dan cerita mengenai KKN tematik yang tidak jelas anggarannya, juga minim pembangunan SDM nya dan juga dosen-dosen yang telah beralih fungsi menjadi konsultan proyek.

“Hal itu semua karena sistem pendidikan yang terlanjur di monopoli dan program MBKM adalah pasarnya dan mahasiswa hanyalah mesin yang siap bekerja untuk kepentingan pasar,” tutup Korlap.

Bagikan :

Artikel Terkait

Baca Juga

Iklan

error: Content is protected !!