Ternate – Kinerja pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Chasan Boesoirie (CB) Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut) dikeluhkan keluarga pasien. Hal ini dikarenakan pihak RSUD CB diduga lebih mementingkan biaya perawatan dibanding nyawa pasien itu sendiri.
Ahmad Rosadi, salah satu keluarga pasien atas nama Cikida M. Saleh (68), kepada media ini Kamis (27/4), mengaku kesal dengan sistem pelayanan kesehatan yang diterapkan oleh pihak manajemen RSUD CB Ternate, dimana mereka lebih mementingkan biaya perawatan dibanding nyawa pasien, hingga pasien dengan posisi kritis pun tidak ditangani dengan baik sebelum menyelesaikan admistrasi terkait dengan biaya perawatan.
Ahmad yang juga merupakan keponakan dari pasien yang meninggal dunia di ruang IGD RSUD CB, menyayangkan sikap pihak manajemen RSUD CB yang seakan tidak mempedulikan nyawa pasien, hanya karena tunggakan BPJS, padahal pihak keluarga sudah melunasi tunggakan sebesar Rp. 4.105.000, dan hanya tersisa denda sebesar Rp. 2.463.000.
“Persolan nantinya pasien bisah di selamatkan atau tidak itu sudah menjadi takdir ilahi, namun paling tidak pihak rumah sakit sedikit memiliki hati agar lebih mengutamakan keselamatan pasien, sebab keluarga pasien sudah pasti memenuhi semua kewajiban, yang kemudian dibebankan oleh pihak rumah sakit,” terang Ahmad.
[the_ad id=”3193″]
Sebelumnya diketahui pasien atas nama Cikida (68), warga RT. 17/RW. 06, Kelurahan Toboleu, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, dirawat di RS Prima dan kemudian di rujuk ke RSUD CB dikarenakan pasien dalam kondisi kritis hingga harus di rawat di ruang Intensive Care Unit (ICU). Namun karena terkendala biaya BPJS kesehatan, hingga pihak keluarga disarankan melunasi tunggakan BPJS sebelum pasien di rawat di ICU.
Setelah pihak keluarga melunasi tunggakan dan tersisa denda, namun pihak RSUD CB masih tetap bertahan hingga pasien yang kritis akibat koma tersebut, hanya dirawat di IGD dengan alat seadanya dan akhirnya pasien pun menghembuskan nafas terakhirnya di ruang IGD, dan kejadian ini pun membuat keluarga pasien ngamuk karena dinilai pihak RSUD CB tidak maksimal melakukan pelayanan kesehatan.
Sementara Dokter RSUD CB yang merawat pasien tersebut, saat dikonfirmasi awak media menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan perawatan sesuai dengan SOP, sehingga ini tidak ada unsur kesengajaan yang dilakukan pihaknya, sebagaimana yang disampaikan keluarga pasien.
Untuk soal tunggakan BPJS dan lain-lain yan menyangkut dengan biaya perawatan, dokter yang enggan dipublis namanya ini, mengaku tidak mengetahui itu karena terkait dengan hal itu merupakan tugas dari pihak manajemen RSUD CB.
“Selaku dokter kami hanya bisa melakukan perawatan terhadap pasien sesuai dengan SOP, serta diagnosa penyakit yang dialami pasien, selebihnya kami tidak mengetahui itu,” ujarnya.