Halsel – Seorang Pria Penjual Jam Tangan keliling ditemukan meninggal atau tidak bernyawa di kamar kos atau kontrakkannya, Sabtu (25/02/23).
Pantauan media ini, penemuan mayat itu sempat menggegerkan warga sekitarnya, yang berkumpul didepan kos-kosan Kembar Kamar Nomor 3, RT 1 desa Tomori Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan.
Menurut Saksi mata, Junaidi Jabar, yang mengaku ngontrak dikamar nomor 9 berhadapan dengan kamar pria yang ditemukan meninggal tersebut.
Junaidi menuturkan, sekitar pukul 08.00, Wit pagi, dirinya bangun dan mendengar tetangga kamar mengeluhkan adanya bau busuk, yang awalnya dicurigai bersumber dari adanya tikus yang mati sekitar kosan tersebut
Baru sekitar pukul 14.00 penghuni kosan Kembar baru mengetahui bahwa bau busuk itu datang dari kamar nomor 3.
“Sekitar pukul 14.00 WIT Kaka saya (Julkifli Murad) datang ke kamar saya untuk buang air dan mencium bau yang sama sehingga memerintahkan saya untuk mengecek kamar tersebut di karenakan adanya lalat di depan pintu tersebut,” tutur Junaidi yang juga
Pegawai Honor di Dinas Satpol PP Halsel.
Atas perintah Julkifli, tambah Junaidi, dirinya langsung mengecek Kondisi kamar kos nomor 3 dan menemukan penghuninya telah meninggal dengan posisi duduk tersandar dengan ditutupi selimut.
“Saya mengecek kondisi kosan tersebut dengan mengetuk pintu dan jendela namun tidak ada balasan, sehingga mencoba untuk membuka pintu ternyata tidak terkunci dan mencoba melihat ternyata ada sosok mayat dengan kondisi duduk bersandar tembok dengan kondisi tertutup selimut hanya terlihat kondisi kaki yang bengkak dan mengeluarkan bau,” ungkapnya.
Menurut Pegawai Honorer Satpol PP ini, Korban keseharian berjualan jam tangan keliling dan memiliki kepribadian yang kurang bergaul dengan penghuni kos lainnya.
“Biasanya keluar jualan pagi pulang sering sore atau malam, sudah kurang lebih 3 hari ini tidak kami lihat lagi namun tidak ada kecurigaan di karenakan aktifitas korban memang seperti itu hanya keluar kerja dan pulang langsung di kamar saja,” Ceritanya kepada wartawan media ini.
Saksi lain, Julkifli Murad, membenarkan apa yang disampaikan adiknya, Junaidi. Dirinya (Julkifli) yang mampir ke kosan adiknya untuk buang air mencium bau busuk yang dicurigai datang dari arah kamari nomor 3, lalu menyuruh adiknya, Junaidi untuk mengecek langsung.
“Pada saat diberitahu adik saya bahwa penghuni kamar itu sudah meninggal, saya langsung menuju ke Polres untuk melapor kejadian tersebut,” akunya.
Sementara Pemilik Kosan, Hajija Yasin saat ditanyai Wartawan di depan Kosan Kembar, mengaku baru mengetahui adanya penemuan Mayat di Kosan miliknya setelah di hubungi Junaidi melalui telepon genggam.
“Saya mendapat kabar adanya penemuan mayat di kosan dari Junaidi kemudian saya ke kosan untuk melihat langsung,” ucap Hajija, Ibu Rumah Tangga berusia 32 tahun ini.
Hajija bilang, Korban menempati kosan tersebut baru 2 bulan, tetapi ini bukan yang pertama karena sebelumnya dirinya juga pernah ngekos di disini selama 5 bulan.
“Tidak ada aktifitas yang mencurigakan di karenakan dia (Korban) datang ke kosan pada saat pulang kerja untuk beristirahat, dan orangnya tidak bergaul di kalangan sesama penghuni Kosan saja tidak tahu nama korban hanya memanggilnya mas,” kata Hajija.
Identitas Korban diketahui setelah pihak kepolisian datang mengolah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dari Dompet yang didapat dalam kamar itu, diketahui bahwa korban bernama Dadang Saputra, lahir di Bandung, 20 Juni 1971.
Setelah melakukan olah TKP, jenajah Korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah, di desa Marabose, Bacan untuk di Autopsi.
Kasat Reskrim Polres Halsel, IPTU Dwi Aryo Wibowo saat dikonfirmasi waetawan melalui whatsapp oleh Wartawan mengaku belum mengetahui penyebab kematiannya.
“Jenazah masih di Rumah Sakit, kita menunggu hasil Autopsi,” jawabnya. (FI)