Ternate — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate, bersama Komite Bahan Bakar Minyak (BBM) Maluku Utara (Malut), kembali turun ke jalan menuntut Pemerintah Pusat (Pempus) segera menurunkan harga BBM.
Pantauan media ini, Senin (12/9) para penyambung lidah rakyat ini terus berjuang tanpa mengenal lelah, guna menolak kebijakan Pempus yang dinilai telah memiskinkan rakyat Indonesia secara umum, khususnya rakyat Moloku Kie Raha.
Dalam orasinya salah satu orator perwakilan Komite BBM Malut, menyampaikan bahwa, pihaknya selaku penyambung lidah rakyat tak akan bosan menyuarakan aspirasi masyarakat, terutama terkait dengan kenaikan harga BBM yang merupakan kebijakan Pempus, dimana ini dinilai sebagai sebuah tindakan penghianatan Pemerintah terhadap rakyat.
Sementara salah satu perwakilan dari BEM FISIP UMMU Ternate, dalam orasinya menegaskan bahwa jika Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), tidak segera mengambil langkah untuk menurunkan harga BBM, maka lebih baik Maluku Utara Referendum daripada menanggung beban utang negara yang semaki membengkak.
Aksi ini pun sempat tegang dikarenakan puluhan massa aksi mencoba untuk menerobos masuk pintu pagar Kantor Walikota Ternate, namun dihadang oleh aparat keamanan yang bertugas mengawal aksi unjuk rasa tersebut.
Sementara pintu pagar Kantor Walikota Ternate disebelah utara yang merupakan pintu utama menuju Kantor Walikota, mengalami rusak parah akibat di dobrak oleh puluhan massa aksi, yang geram dikarenakan Walikota Ternate Dr. M. Tauhid Soleman, tak kunjung menemui massa selama aksi berlangsung.