Ternate — Sejumlah organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam aliansi Cipayung Plus, gelar aksi boikot jalan menuju Bandar udara (Bandara) Sultan Babullah Ternate, dalam rangka menolak kebijakan Pemerintah Pusat (Pempus), yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non subsidi pada beberapa waktu lalu.
Pantauan media ini, Rabu (7/9), ratusan massa aksi dari berbagai organisasi kemahasiswaan ini, berhasil melumpuhkan akses jalan dari dan menuju bandara Babullah sehari penuh, sehingga aktivitas penerbangan pun sempat terganggu, hingga aparat kepolisian membuka akses untuk kendaraan roda dua dan empat, melalui jalan belakang dan melewati halaman Mako Brimob, guna aktivitas keluar masuk bandara.
Dalam aksi tersebut terlihat satu per satu para orator perwakilan dari organisasi masing-masing, menyampaikan aspirasi mereka terkait dengan kebijakan yang dibuat oleh Presiden Republik Indonesia (RI), H. Ir. Joko Widodo (Jokowi), yang dinilai telah menyengsarakan rakyat karena melonjaknya harga BBM.
Menurut mereka ditengah lemahnya ekonomi rakyat pasca bencana non alam, yakni Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) menimpa bangsa ini, lagi – lagi Pempus tak memiliki hati nurani sehingga kembali mengeluarkan kebijakan, yang tidak berpihak kepada rakyat, sebab kebijakan tersebut bukan meringankan beban, melainkan hanya menambah beban rakyat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ada satu hal yang menarik perhatian publik dalam aksi tersebut yakni selembar baliho yang ditenteng massa aksi, dimana baliho tersebut berisikan tuntutan mahasiswa selaku penyambung lidah rakyat khusunya rakyat Moloku Kie Raha, mereka meminta kepada Presiden Jokowi, agar menurunkan harga BBM secepat mungkin jika tidak maka Maluku Utara nyatakan sikap untuk REFERENDUM.
Aksi ini pun dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan berjalan dengan damai, hingga massa aksi membubarkan diri sekitar jam, 18.20 WIT, tanpa ada gerakan – gerakan anarkis mau pun gerakan tambahan lainnya.