Ternate — Universitas Khairun (Unkhair) Ternate akui banyak kendala dalam pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada tahun 2021.
Hal tersebut di sampaikan oleh Rektor Universita Khairun (Unkhair) Ternate, Dr. M. Ridha Azam S.Hum, saat wawancarai sejumlah awak media, Selasa (14/12) kemarin, usai pelaksanaan wisudawan dan wisudawati.
“Kendala ya banyak, ya namanya juga awal-awal, kendala pertama adalah kita masih merujuk dengan aturan dari pusat yakni aturan dari Kemendikbud,” ucapnya.
Kata Rektor, pihak Universitas juga sedang mendesain aturan normatif di tingkat universitas.
“Nah mudah-mudahan dengan mendesain aturan baru kita bisa sesuaikan dengan kondisi daerah kita dan kondisi masyarakat kita,” kata Rektor.
“Dan kendala lain yang dihadapi adalah kita bergerak ketika kita sudah masuk di semester ganjil yang pertengahan, akhirnya kita kombinasikan waktu yang tersisa yang di buat setelah kuliah itu, sisanya kita turunkan mahasiswa di lapangan atau mereka bisa magang di beberapa tempat. Jadi sisa dua bulan itu kita konversi lagi di dalam kelas sehingga mereka tidak dirugikan. prinsipnya mahasiswa tidak boleh di rugikan untuk kebijakan MBKM,” terangnya.
Kendala lain kata Rektor, adalah pihak universitas punya desain anggaran UKT yang lalu tidak mengcover anggaran untuk MBKM, hal itu yang menyebabkan pihak universitas harus mencari cara.
“Terutama kami berusaha berkomunikasikan dengan pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah bisa share atau setidak-tidaknya mereka menghendel teman-teman di lapangan, seperti ketika mereka punya uang tidak cukup maka dapat di antisipasi. Itulah kendala-kendala kita,” pungkas Rektor.
Tetapi lanjut Ridha, dari 9 program MBKM sesuai dengan aturan Kemendikbud, pihak Universitas mampu implementasikan 5 Program.
“MBKM ini dilihat dari mahasiswa dari semester 5 ke atas, sesuai dari hasil presentasi dari semester 5 ke atas kami sudah mampu capai 30%,” tutup Rektor.