Ternate – Akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate Sudirman Hi Umar, menilai Pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Cabang Ternate, Maluku Utara (Malut) Gagal dalam memberikan pelayanan bagi calon penumpang Mudik Lebaran dari sisi tansaksi jual beli tiket.
Menurut Sudirman, pemberlakuan kartu eletronik untuk transaksi jual beli tiket harusnya memberikan kemudahan bagi calon penumpang, namun sebaliknya, justru membuat para calon penumpang resah dan bingung. Padahal sudah satu tahun lebih pemberlakuan pembelian tiket menggunakan Kartu E-Money. Harusnya pihak ASDP terus sosialisasikan.
Sudirman juga mengatakan, menjelang Hari Raya Idul fitri 1444 Hijriah ini, harusnya pihak ASDP sudah memperisiapkan diri menyambut adanya lonjakan penumpang, sehingga ada kesiapan untuk melakukan pelayanan yang maksimal, sehingga Calon penumpang tidak dibuat pusing oleh petugas loket.
“Kasiangkan Calon penumpang harus rela antri berjam-jam dan bukan satu kali antrian melainkan dua kali antrian, antrian buat Kartu E-Money dan antrian beli tiket,” tuturnya.
[the_ad id=”3193″]
Sudirman juga menyampaikan bahwa masalah yang sering terjadi di pelabuhan ASDP Bastiong itu penggunaan kartu E money yang tidak efektif dan efesian pada saat musim lebaran, karena penumpang harus antri berkali-kali untuk peroleh kartu e-money. setelah mendapatkan kartu, para Calon penumpang antri yang kedua kalinya untuk pembelian tiket.
padahal kata Sudirman, mereka bisa efektifkan penjualan tiket via online/aplikasi digital, juga jau lebih efektif, jadi penumpang sebagai pengguna jasa merasa tidak bingunan dengan sisitem pelayanan di dalam pelabuhan.
Selain masalah yang ada, ASDP juga harusnya memperhatikan kapasitas kapal, disetiap lebaran penjuan tiket selalu melampaui kapasitas kapal sehingga kebanyakan penumpang dalam kapal berdesak-desakan selama perjalanan karna tidak mendapatkan tempat duduk yang layak.
“Tiket yang dijual oleh ASDP Ternate pada mudik lebaran Idul Fitri tidak sesuai dengan Kapasitas angkut kapal feri, jadi penumpang dalam kapal selama perjalanan berdesak-desakan, apalagi yang lain sampai tidak dapat tempat duduk, jadi musti berdiri dan melantai di bawah,” sesal Diman.