Sofifi — Kemantapan Jalan Nasional di Provinsi Maluku Utara (Malut), bagai isapan jempol belaka, bagaimana tidak dalam tahun 2021 sampai dengan 2022 Lembaga Society Center Malut mengoleksi sekitar ratusan bahkan ribuan jalan berlubang di seluruh ruas Jalan Nasional wilayah Malut.
Wakil Direktur (Wadir) Society Center Maluku Utara (Malut), Adit Soabobo, ST, kepada media ini Minggu (10/4) menyampaikan bahwa, hal ini tentunya merupakan ketidakbecusan pihak BPJN Maluku Utara dalam mengelola dan merawat Infrastruktur Jalan yang dilabeli dengan Jalan Nasional bermarka kuning tersebut.
“Kondisi ini telah mencerminkan ketidak sinergisan antara hasil Survey dan kondisi di lapangan, lemahnya kordinasi memperburuk keadaan dan ujung–ujungnya masyarakat menjadi korban,” pungkasnya.
Selain itu kata dia, kevalidan dan akurasi data survey jalan yang dibawahi oleh Seksi Keterpaduan Pembangunan Infarstuktur Jalan (KPJI), patut di pertanyakan mengapa, sampai saat ini kondisi kerusakan jalan nasional merupkaan sesuatu hal yang dianggap lumrah oleh mereka.
“Permasalahan kerusakan jalan, longsoran lereng, kemiringan badan jalan, gaya sentrifugal dan sentripetal yang sering memicu kendaraan tergelincir keluar dari badan jalan, serta kondisi kelayakan geometrik jalan juga menjadikan satu masalah besar yang memicu aksebilitas jalan tersebut,” papar Adit.
Adit menegaskan, hal ini merupakan produk hasil Survey KPIJ yang akurasi datanya patut dipertanyakan, karena selain memegang peranan penting terhadap kemantapan jalan dan Program–program, KPIJ juga memiliki Konsultan Manajemen Proyek (KMP), yang bertanggung jawab terhadap paket-paket yang berlangsung pada BPJN Maluku Utara.
Ia juga mengaku setelah melakukan penelusuran terkait dengan sistim kerja di internal BPJN Malut, dirinya hanya bisa menggeleng kepala sebagai anak Negeri.
“Hal ini karena BPJN Malut, selain memliki tim ahli, mereka juga didukung oleh anggaran operasional yang nilainya fantastis seperti SPPD dan sebagainya, akan tetapi ini merupakan sarana yang tidak menjamin kemantapan Jalan Nasional di Maluku Utara, sungguh ini merupakan satu hal yang cukup ironis,” sindirnya.
Selaku Wadir pada lembaga yang bergerak di bidang advokasi perencanaan pembangunan, dirinya merasa prihatin terhadap permasalahan jalan yang dihadapi masyarakat saat ini, khususnya masyarakat Malut. Dimana telah lama mendambakan jalan nasional tanpa keruskan untuk mewujudkan jaringan jalan yang aman dan nyaman.
Berdasarkan persoalan ini, Adit pun mengundang kepada khalayak terutama praktisi Jalan Jembatan di wilayah Maluku Utara, untuk mendiskusikan secara terbuka terkait dengan persoalan kerusakan jalan nasional, yang dinilai telah diabaikan oleh pihak BPJN wilayah Malut tersebut.