Ternate – Himpunan Mahasiswa Civic Hukum (HIMACH) Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun Ternate, menggelar kegiatan penguatan wawasan kebangsaan (PWK) dengan tema “Mengait Kembali Solidaritas dan Memperkuat Basic Pengetahuan.”
Kegiatan yang berlangsung di Aula Banau FKIP pada Rabu (10/12) ini dihadiri puluhan mahasiswa PPKn, dosen, panitia, serta narasumber.
Ketua Umum HMJ PPKn, Humaidi Ahmad, menjelaskan bahwa penguatan wawasan kebangsaan merupakan kegiatan tahunan yang pertama kali dilaksanakan oleh HIMACH pada tahun 2024, dan kini kembali digelar oleh HMJ PPKn.
Kegiatan ini bertujuan menambah dan memperkuat wawasan kebangsaan bagi mahasiswa PPKn.
“Kegiatan ini berupa pemaparan materi yang disampaikan oleh dosen-dosen PPKn, antara lain Sahril Muhammad, Wahyudin Neo, Hisbulah Sibua, Misrina Sergi, Hasrila Tari, Iskandar Din, Irwan Djumat, dan Rustam Hasim,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dosen PPKn Sahril Muhammad menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam praktik demokrasi dan toleransi beragama.
“Pancasila adalah pilar utama yang menopang dan menjaga keseimbangan ideologi bangsa,” jelasnya.
Sementara itu, dosen PPKn Rustam Hasim menambahkan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup harus dijalankan oleh seluruh warga negara Indonesia. Nilai-nilai dasar politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan perlu dipahami secara baik.
“Perjalanan sejarah dan nilai-nilai ini harus dijaga dan ditanamkan agar Indonesia ke depan lebih baik,” tuturnya.
Humaidi juga menekankan tujuan lain kegiatan ini, yaitu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis masalah sosial, termasuk dampak aktifnya pertambangan di Maluku Utara.
“Kami sebagai prodi PPKn yang menekankan nilai-nilai Pancasila, harus mampu menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di Maluku Utara,” ujarnya.
Selain itu, Humaidi mengatakan tema kegiatan juga dirancang untuk menarik minat mahasiswa agar tidak terlalu terpengaruh oleh perkembangan teknologi, terutama kemunculan Artificial Intelligence (AI), yang dianggap mengurangi minat literasi mahasiswa.
“Kami melihat AI saat ini membuat mahasiswa kurang aktif melakukan literasi. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengembalikan minat belajar dan menumbuhkan kesadaran kritis,” tutupnya.
BACA JUGA

BERITA DAERAH
LIHAT SEMUA
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
Mahasiswa PPKn Unkhair Gelar Penguatan Wawasan Kebangsaan

Ternate – Himpunan Mahasiswa Civic Hukum (HIMACH) Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun Ternate, menggelar kegiatan penguatan wawasan kebangsaan (PWK) dengan tema “Mengait Kembali Solidaritas dan Memperkuat Basic Pengetahuan.”
Kegiatan yang berlangsung di Aula Banau FKIP pada Rabu (10/12) ini dihadiri puluhan mahasiswa PPKn, dosen, panitia, serta narasumber.
Ketua Umum HMJ PPKn, Humaidi Ahmad, menjelaskan bahwa penguatan wawasan kebangsaan merupakan kegiatan tahunan yang pertama kali dilaksanakan oleh HIMACH pada tahun 2024, dan kini kembali digelar oleh HMJ PPKn.
Kegiatan ini bertujuan menambah dan memperkuat wawasan kebangsaan bagi mahasiswa PPKn.
“Kegiatan ini berupa pemaparan materi yang disampaikan oleh dosen-dosen PPKn, antara lain Sahril Muhammad, Wahyudin Neo, Hisbulah Sibua, Misrina Sergi, Hasrila Tari, Iskandar Din, Irwan Djumat, dan Rustam Hasim,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dosen PPKn Sahril Muhammad menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam praktik demokrasi dan toleransi beragama.
“Pancasila adalah pilar utama yang menopang dan menjaga keseimbangan ideologi bangsa,” jelasnya.
Sementara itu, dosen PPKn Rustam Hasim menambahkan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup harus dijalankan oleh seluruh warga negara Indonesia. Nilai-nilai dasar politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan perlu dipahami secara baik.
“Perjalanan sejarah dan nilai-nilai ini harus dijaga dan ditanamkan agar Indonesia ke depan lebih baik,” tuturnya.
Humaidi juga menekankan tujuan lain kegiatan ini, yaitu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis masalah sosial, termasuk dampak aktifnya pertambangan di Maluku Utara.
“Kami sebagai prodi PPKn yang menekankan nilai-nilai Pancasila, harus mampu menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di Maluku Utara,” ujarnya.
Selain itu, Humaidi mengatakan tema kegiatan juga dirancang untuk menarik minat mahasiswa agar tidak terlalu terpengaruh oleh perkembangan teknologi, terutama kemunculan Artificial Intelligence (AI), yang dianggap mengurangi minat literasi mahasiswa.
“Kami melihat AI saat ini membuat mahasiswa kurang aktif melakukan literasi. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengembalikan minat belajar dan menumbuhkan kesadaran kritis,” tutupnya.

