PT IWIP Kembali Respon Isu Pencemaran Sungai Sagea

Bagikan :

TERPOPULER

Peduli Masyarakat, Harita Nickel Raih Dua...

Jakarta - Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi dan berkelanjutan, memenangkan dua kategori sekaligus dalam ajang Penghargaan Subroto 2025 untuk kategori pendidikan...

BACA JUGA

Peduli Masyarakat, Harita Nickel Raih Dua Penghargaan Subroto 2025 Untuk Kontribusi di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Jakarta - Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi dan berkelanjutan, memenangkan dua kategori sekaligus dalam ajang Penghargaan Subroto 2025 untuk kategori pendidikan...

Halteng – PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), sebagai pengelola kawasan industri berbasis nikel yang mendunia, hari ini merespon kekhawatiran yang disampaikan oleh berbagai pihak terkait kondisi Sungai Sagea yang dikabarkan menguning dan tercemar. PT IWIP memahami pentingnya kejernihan Sungai Sagea bagi masyarakat sekitar dan integritas ekosistem lokal. Oleh karena itu, PT IWIP serius memperhatikan isu yang telah muncul.

Yudhi Santoso, GM External Relations & HR PT IWIP, menyatakan bahwa temuan investigasi independen melalui laboratorium yang terakreditasi, serta upaya investigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat menunjukkan bahwa kekeruhan air Sungai Sagea disebabkan oleh fenomena alam seperti cuaca dan karakteristik batuan karst di wilayah tersebut, dan bukan disebabkan oleh aktivitas PT Weda Bay Nickel (WBN) maupun PT IWIP.

“PT WBN sendiri tidak melakukan operasi penambangan di wilayah hulu Sungai Sagea, yaitu Ake Sepo dan Ake Yonello,” ujar Yudhi dalam keterangan resmi, Kamis (09/11).

Kata Yudhi, uji laboratorium yang dilakukan oleh PT Analitika Kalibrasi Laboratorium, lembaga yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Bogor, menyatakan bahwa kualitas air di Sungai Sagea tidak melewati ambang batas baku mutu lingkungan yang ditetapkan.

“Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa parameter Oksigen Terlarut (DO) adalah satu-satunya yang melebihi ambang batas. Hal ini menunjukkan, air sungai Sagea yang tercemar dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti temperatur air dan udara, tekanan barometrik udara, jumlah tumbuhan air, kadar mineral, dan Biological Oxygen Demand (BOD),” lanjut Yudhi.

Menurutnya, sesuai dengan data BMKG sendiri menunjukkan, jumlah curah hujan di area Sagea pada bulan Agustus 2023 mencapai 574 mm dengan kategori hujan sangat tinggi. Curah hujan total di daerah pesisir pada bulan Agustus 2023 mencapai 685 mm dalam 1 bulan, dengan maksimum 24 jam adalah 116 mm. Ini hampir dua kali total curah hujan bulanan untuk data 20 tahun terakhir. Kekeruhan air yang muncul di Sungai Sagea merupakan efek dari kondisi cuaca ini dan juga sifat batuan karst di wilayah tersebut yang mudah larut.

Yudhi menegaskan, Sungai Sagea bukan hanya merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat lokal, tetapi juga memegang peranan penting dalam ekosistem lokal yang harus dilestarikan. Dalam respons terhadap isu ini, PT IWIP telah memulai langkah-langkah investigasi menyeluruh terkait klaim yang diajukan.

Dikatakan bahwa, sebagai bagian dari pendekatan yang jujur dan transparan, perusahaan telah bermitra dengan pihak ketiga independen untuk melakukan audit lingkungan dan mengevaluasi dampak operasionalnya terhadap Sungai Sagea.

“PT IWIP memahami dan menghargai pandangan awal yang diberikan oleh koalisi #SaveSagea dan Forum Koordinasi DAS Moloku Kie Raha. Dalam semangat peduli terhadap lingkungan, PT IWIP berkomitmen untuk berpartisipasi dalam inisiatif pelestarian lingkungan hidup khususnya sungai Sagea dengan terus berkolaborasi dengan Masyarakat & berkoordinasi dengan Pemerintah setempat,” pungkasnya.

BERITA DAERAH

LIHAT SEMUA

Minim Perhatian, Ini Kondisi Salah Satu...

Labuha - Jauh dari kemewahan dan gemerlapnya suasana kota serta minim perhatian dari pemerintah, baik itu pemerintah Pusat maupun Daerah, beginilah kondisi jembatan darat...

Pemdes Guruapin Kayoa Salurkan Insentif Selama...

Halsel - Pemerintah Desa Guruapin, Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) telah menyalurkan insentif Tahap I yakni Januari hingga Juni tahun 2025. Penyaluran insentif kepada...

Persoalan APMS Kayoa Utara, Warga dan...

Labuha - Persoalan pemalangan pintu masuk Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di Desa Laromabati, Kecamatan Kayoa Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), berujung damai...

SAAT INI

Wapres Gibran Apresiasi Revitalisasi Pasar Jailolo Berhasil Dorong Ekonomi...

Halbar - Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa pembangunan nasional harus menyentuh ruang-ruang...

BERITA UTAMA

Harita Nickel Luncurkan Mechanic Talent Pool...

Halsel - Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk memberdayakan masyarakat sekitar wilayah operasional, Harita Nickel resmi meluncurkan Mechanic Talent Pool Program (MTPP), sebuah...

Dua Hari Lagi Pelaksanaan CSS XXIII...

Ternate - Walikota Ternate M. Tauhid Soleman perintahkan semua instansi pelaksana teknis agar melakukan pembenahan, mengingat pelaksanaan kegiatan City Sanitation Summit (CSS) XXIII Aliansi...

Peringati HUT Kemerdekaan RI ke-80 Tahun...

Ternate - Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80 Tahun 2025, Wanita Selam Indonesia (WASI) bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara menyelenggarakan Upacara Bawah Laut...

REKOMENDASI

Peduli Masyarakat, Harita Nickel Raih Dua Penghargaan Subroto 2025 Untuk Kontribusi di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Jakarta - Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi dan berkelanjutan, memenangkan dua kategori sekaligus dalam ajang Penghargaan Subroto 2025 untuk kategori pendidikan...

Perdana.! SRD 8 Kota Ternate Gelar...

Ternate - Selama kurang lebih 4 minggu dibuka, Sekolah Rakyat Dasar (SRD) 8 Ternate, pada Senin (20/10) tadi, telah melaksanakan upacara bendera perdana. Kepsek SRD...

Polres Ternate Selidiki Penemuan Mayat Bayi...

Ternate - Personel Polres Ternate melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) atas penemuan mayat seorang bayi berjenis kelamin laki-laki di aliran Kali Mati, Kelurahan...

Polres Ternate Gelar Rekonstruksi Kasus Pencurian...

Ternate - Kepolisian Resor (Polres) Ternate bersama Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Ternate melaksanakan rekonstruksi perkara tindak pidana pencurian dengan pemberatan atas nama...

Plt Mentan Perintah Anak Buah Genjot...

Jakarta - Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi memerintahkan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan produksi padi. Dengan begitu, harga beras bisa turun. Arief meminta...

IKLAN

PT IWIP Kembali Respon Isu Pencemaran Sungai Sagea

Halteng – PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), sebagai pengelola kawasan industri berbasis nikel yang mendunia, hari ini merespon kekhawatiran yang disampaikan oleh berbagai pihak terkait kondisi Sungai Sagea yang dikabarkan menguning dan tercemar. PT IWIP memahami pentingnya kejernihan Sungai Sagea bagi masyarakat sekitar dan integritas ekosistem lokal. Oleh karena itu, PT IWIP serius memperhatikan isu yang telah muncul.

Yudhi Santoso, GM External Relations & HR PT IWIP, menyatakan bahwa temuan investigasi independen melalui laboratorium yang terakreditasi, serta upaya investigasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat menunjukkan bahwa kekeruhan air Sungai Sagea disebabkan oleh fenomena alam seperti cuaca dan karakteristik batuan karst di wilayah tersebut, dan bukan disebabkan oleh aktivitas PT Weda Bay Nickel (WBN) maupun PT IWIP.

“PT WBN sendiri tidak melakukan operasi penambangan di wilayah hulu Sungai Sagea, yaitu Ake Sepo dan Ake Yonello,” ujar Yudhi dalam keterangan resmi, Kamis (09/11).

Kata Yudhi, uji laboratorium yang dilakukan oleh PT Analitika Kalibrasi Laboratorium, lembaga yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Bogor, menyatakan bahwa kualitas air di Sungai Sagea tidak melewati ambang batas baku mutu lingkungan yang ditetapkan.

“Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa parameter Oksigen Terlarut (DO) adalah satu-satunya yang melebihi ambang batas. Hal ini menunjukkan, air sungai Sagea yang tercemar dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti temperatur air dan udara, tekanan barometrik udara, jumlah tumbuhan air, kadar mineral, dan Biological Oxygen Demand (BOD),” lanjut Yudhi.

Menurutnya, sesuai dengan data BMKG sendiri menunjukkan, jumlah curah hujan di area Sagea pada bulan Agustus 2023 mencapai 574 mm dengan kategori hujan sangat tinggi. Curah hujan total di daerah pesisir pada bulan Agustus 2023 mencapai 685 mm dalam 1 bulan, dengan maksimum 24 jam adalah 116 mm. Ini hampir dua kali total curah hujan bulanan untuk data 20 tahun terakhir. Kekeruhan air yang muncul di Sungai Sagea merupakan efek dari kondisi cuaca ini dan juga sifat batuan karst di wilayah tersebut yang mudah larut.

Yudhi menegaskan, Sungai Sagea bukan hanya merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat lokal, tetapi juga memegang peranan penting dalam ekosistem lokal yang harus dilestarikan. Dalam respons terhadap isu ini, PT IWIP telah memulai langkah-langkah investigasi menyeluruh terkait klaim yang diajukan.

Dikatakan bahwa, sebagai bagian dari pendekatan yang jujur dan transparan, perusahaan telah bermitra dengan pihak ketiga independen untuk melakukan audit lingkungan dan mengevaluasi dampak operasionalnya terhadap Sungai Sagea.

“PT IWIP memahami dan menghargai pandangan awal yang diberikan oleh koalisi #SaveSagea dan Forum Koordinasi DAS Moloku Kie Raha. Dalam semangat peduli terhadap lingkungan, PT IWIP berkomitmen untuk berpartisipasi dalam inisiatif pelestarian lingkungan hidup khususnya sungai Sagea dengan terus berkolaborasi dengan Masyarakat & berkoordinasi dengan Pemerintah setempat,” pungkasnya.

Bagikan :

Artikel Terkait

Baca Juga

Peduli Masyarakat, Harita Nickel Raih Dua...

Jakarta - Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi dan berkelanjutan, memenangkan dua kategori sekaligus dalam ajang Penghargaan Subroto 2025 untuk kategori pendidikan...

Iklan

error: Content is protected !!