Labuha — Bahan Bakar Minyak (BBM), merupakan kebutuhan masyarakat yang cukup mendasar terutama BBM bersubsidi, namun masyarakat Kecamatan Kayoa Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Hal-Sel) rupanya masih kesulitan untuk mendapatkan BBM meski di Ibu Kota Kayoa Utara tepatnya di Desa Laromabati berdiri satu badan usaha yakni Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) dengan kapasitas kurang lebih 40 ton.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, Sabtu (25/3), sudah kurang lebih satu minggu masyarakat Kec. Kayoa Utara kesulitan mendapatkan BBM, baik itu BBM subsidi maupun non subsidi. Hal ini dikarenakan APMS yang baru saja memasok BBM kurang lebih 40 ton telah ludes entah kemana.
Padahal jika dilihat dari angka kepemilikan kendaraan khususnya masyarakat Kayoa Utara, dengan kapasitas BBM yang disuplai APMS bisa saja lebih dari sebulan, belum tentu BBM berapa jenis ini habis terpakai, namun anehnya belum seminggu di suplai semua jenis BBM ludes di tangki penampungan milik APMS.
Sementara itu menurut salah satu sumber yang enggan dipublis namanya mengungkapkan, BBM subsidi jenis Biosolar dengan setana 48 diduga disuplai ke perusahan pekerja jalan Hotmix lintas pulau Kayoa dengan harga jual senilai Rp. 11.000 (Sebelas ribu rupiah) per liter, bahkan penyuplaiannya pun dilakukan pada malam hari, saat masyarakat terjaga dari tidurnya.
Hal ini diungkapkan sumber pada saat ditemui dikediamannya di Desa Laromabati berapa hari yang lalu, bahwasanya dia mengetahui penyuplaian BBM bersubsidi jenis Biosolar setana 48, dari APMS ke perusahan pekerja jalan Hotmix, dikarenakan dirinya pernah ikut menyaksikan transaksi dimaksud.
Dengan kondisi seperti ini maka diharapkan Pemerintah Daerah (Pemda) Hal-Sel, dalam hal ini Dinas Perdagangan Hal-Sel, agar memberikan teguran serta sangsi kepada pihak APMS, dan serta memperingati pihak kontraktor untuk tidak menyuplai Biosolar, dikarenakan BBM jenis tersebut masuk pada kategori BBM jenis tertentu dan atau BBM bersubsidi, yang hanya diperuntukkan untuk kebutuhan masyarakat bukan industri.