Ternate — Rencana Pemerintah Pusat menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menuai protes dari masyarakat diberbagai kalangan tidak terkecuali organisasi kemahasiswaan seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Pantauan media ini, Kamis (1/9), KAMMI dan HMI gelar aksi di halaman Kantor Walikota Ternate, dalam rangka menolak rencana Pemerintah Pusat menaikkan harga BBM bersubsidi, dengan menyampaikan sejumlah tuntutan untuk menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate.
Ketua umum (Ketum) HMI Cabang Ternate, Gufran Ayyub, dalam orasinya menyampaikan bahwa rencana Pemerintah Pusat menaikkan harga BBM bersubsidi, ini merupakan sebuah strategi baru pemerintah untuk menjajah rakyatnya.
“Olehnya itu atas nama HMI Cabang Ternate, dengan tegas menolah rencana Pemerintah Pusat menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut,” teriaknya
“Sebagai kader ummat dan kader bangsa kami sangat menyesalkan sikap Pemerintah Pusat, yang seakan tidak memikirkan penderitaan rakyat, dan hanya memikirkan bagaiman cara untuk berutang atas nama negara, yang kemudian dibebankan kepada rakyat. Kemudian dibalik penderitaan rakyat atas bengkaknya utang negara tersebut, mereka para elit penguasa sibuk mengumpul harta kekayaan, dari hasil utang negara untuk memperkaya diri sendiri dan kroni-kroninya,” beber Gufran.
Untuk itu kehadiran pihaknya dihadapan Pemkot Ternate hari ini, dengan tujuan meminta dan atau mendesak Walikota Ternate, M. Tauhid Soleman, agar mengambil langkah persuasif guna menyampaikan aspirasi mereka ke Pemerintah Pusat, sebagai bentuk penegasan rakyat Moloku Kie Raha dalam menolak kebijakan pemerintah, yang dinilai tidak pro kepada rakyat kecil saat ini.
Sementara Ketua umum (Ketum) KAMMI Malut, Rudi, saat hearing terbuka dengan Walikota Ternate, M. Tauhid Soleman yang didampingi oleh Kapolres Ternate, AKBP. Andik Purnomo Sigit, menyampaikan bahwa pihaknya tegas menolak rencana Pemerintah Pusat menaikkan harga BBM bersubsidi.
Menurutnya rencana Pemerintah Pusat ini sangat tidak objektif, dikarenakan ekonomi masyarakat sedang merosot pasca Covid-19, malah dengan se-enaknya Pemerintah Pusat menaikkan harga BBM.
“Seakan bangsa ini baik-baik saja padahal jika kita lihat kenyataannya bahwa kondisi ekonomi rakyat di bangsa ini, sedang tidak baik-baik saja dalam artian rakyat saat ini mengalami kesulitan ekonomi,” cetusnya.
Selain itu dihadapan Walikota dan Kapolres Ternate, Rudi, juga dengan tegas membongkar kejahatan oknum polisi yang telah melakukan tindak kejahatan penimbunan BBM, dimana ini terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Kalumata, Kota Ternate Selatan.
Ia kesal karena saat itu dirinya sempat dikeroyok oleh tiga oknum polisi, pada saat memotret aktivitas SPBU Kalumata yang secara terang-terangan memperjualbelikan BBM kepada pengecer yang menggunakan kendaraan roda dua yang telah di desain tangkinya.
Terpisah Walikota Ternate, M. Tauhid Soleman dihadapan massa aksi pada saat hearing terbuka, berjanji bahwa dirinya akan menyampaikan tuntutan mereka ke Pemerintah Pusat, sesuai dengan kewenangannya selaku Kepala Daerah.