Ternate — Adi Surahmat resmi dikukuhkan sebagai Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku Utara.
Adi menegaskan komitmen memperkuat pelayanan publik dan memperluas upaya pencegahan praktik keuangan ilegal di wilayah kepulauan tersebut.
Adi mengatakan pengalihan kehadiran OJK dari Manado ke Maluku Utara menjadi momentum memperketat pengawasan sektor jasa keuangan di daerah itu.
Ia mengungkapkan sejumlah program strategis telah disiapkan, termasuk agenda kerja tahun 2026.
“Kami di OJK Maluku Utara akan menjalankan program yang saat ini sedang dirancang untuk tahun 2026,” ujar Adi seusai pengukuhan di Hotel Bela Ternate, Selasa, 9 Desember 2025.
Prioritas: Literasi Keuangan di Wilayah Kepulauan
Mengikuti arahan Ketua Dewan Komisioner OJK dan harapan Gubernur Maluku Utara, Adi menyebut peningkatan literasi keuangan sebagai langkah pertama yang akan dijalankan. OJK, kata dia, perlu hadir lebih dekat di wilayah kepulauan agar masyarakat memahami produk dan layanan jasa keuangan.
“Karena OJK baru berdiri di Maluku Utara, langkah pertama adalah meningkatkan literasi dan edukasi keuangan kepada masyarakat,” ujarnya.
Dengan kondisi geografis yang tersebar, OJK akan mencari pola sosialisasi yang efektif. Sejumlah kegiatan edukasi, termasuk untuk ASN, pelaku UMKM, dan nelayan di Tidore, telah mulai digelar.
Dorong Masyarakat Berinvestasi Aman
Adi menekankan pentingnya edukasi agar masyarakat dapat berinvestasi secara benar dan memanfaatkan layanan lembaga keuangan dengan lebih terbuka. Ia berharap akses kredit dapat dikelola dengan bijak untuk meningkatkan kapasitas usaha.
“Harapannya masyarakat paham cara berinvestasi, tahu berhubungan dengan lembaga keuangan, dan menggunakan kredit untuk memperkuat bisnis mereka,” kata Adi.
Waspada Investasi Bodong
Terkait maraknya investasi ilegal, Adi mengimbau masyarakat memegang prinsip legal dan logis. Legal berarti memastikan izin resmi, sementara Logis menuntut kewaspadaan terhadap imbal hasil yang tidak masuk akal.
“Kalau dijanjikan bunga tinggi, harus dipikirkan apakah logis secara bisnis, terutama bila ditawarkan pihak yang tidak dikenal,” ucapnya.
Adi juga mengajak media berperan aktif menyebarkan edukasi keuangan. “Kami membutuhkan dukungan media agar masyarakat tidak mudah terjebak janji-janji dari pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.


