Ternate – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate merilis data penyakit kusta di kota Ternate sangat tinggi, dari tahun 2024 jumlah kasus kusta 95 kasus dan tahun 2025 (Januari-Juni) sebanyak 59 kasus.
Hal ini disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate dr. Fatiyah Suma, M.Kes, dalam sambutannya pada pelatihan peningkatan kapasitas orang yang pernah mengalami Kusta (OYPMK), bertempat di Grand majang hotel ternate, Sabtu (02/08).
Menurut, dr. Fatiyah, Kusta masih merupakan masalah kesehatan di kota ternate, untuk Data penyakit Kusta di Kota Ternate sendiri, masih sangat tinggi, di tahun 2024 jumlah kasus kusta sebanyak 95 kasus, sedangkan untuk Tahun 2025 (Januari-Juni) sebanyak 57 kasus.
“Dan yang harus menjadi perhatian adalah kasus kusta pada anak, tahun 2024 sebanyak 14 kasus dan tahun 2025 (Januari-Juni) sebanyak 5 Kasus,” ungkanya
Kata Kadinkes, untuk menurunkan kasus kusta serta mencapai eliminasi ada beberapa program kusta yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Ternate yakni:
1. Pemberian obat pencegahan kusta (Komoprofilaksis) pada kontak penderita.
2. Penanggulangan kusta perkotaan (Urban Leprosy) dengan melibatkan dokter praktek mandiri dalam penemuan kasus kusta.
3. Melaksanakan kegiatan bina desa sahabat kusta dalam upaya penurunan stigma.
4. Melaksanakan kegiatan OJK Center di puskesmas kalumata.
5. Melaksanakan kegiatan penemuan kasus kusta (ICF) pada masyarakat.
6. Melaksanakan pemeriksaan kontak penderita dalam upaya penemuan kasus.
7. Melaksanakan kegiatan School survey/pemeriksaan pada anak sekolah.
Dr. Fatiyah juga menyampaikan bahwa saat ini penyakit kusta dan konsekwensi seperti stigma, disabilitas dan beban psikologis membuat OYPMK memiliki beban yang kompleks, yaitu beban terhadap penyakitnya, beban sosial dan beban psikologis. Beban ini parah bila diikuti dengan keterbatasan mereka dalam mengakses layanan dasar.
“Untuk itu OYPMK perlu memiliki kapasitas dan yang memadai agar dapat terlibat secara aktif dalam upaya masalah yang kompleks tersebut. Mereka bukan menjadi Obyek tetapi sebagai Subyek dalam berbagai upaya untuk keluar dari masalah yang kompleks tersebut, termasuk mengakses layanan dasar dan dapat membantu rekan-rekan sebayanya,” ucapnya.