Menjaga Marwah Akademik: Seruan Moral Menjelang Pemilihan Rektor Unkhair

Bagikan :

TERPOPULER

Dinkop dan UKM Ternate Akan Bentuk...

Ternate - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Ternate akan membentuk koperasi ojek pangkalan. Kepada media ini, Rabu (31/05), Kepala Dinas Koperasi dan...

BACA JUGA

Polres Ternate Amankan Dua Terduga Pelaku Pencurian di Ternate

Ternate - Tim Resmob Macan Gamalama Polres Ternate berhasil mengamankan dua orang terduga pelaku tindak pidana pencurian di Kelurahan Salahuddin, Kecamatan Ternate Tengah, pada...

Sebentar lagi Universitas Khairun akan memasuki tahap awal pemilihan Rektor. Momentum ini bukan sekadar proses administratif rutin, melainkan titik penting dalam menentukan arah dan masa depan kampus. Di tengah proses ini, sebuah pesan moral menggugah telah disampaikan oleh Syawal Abdul Adjid (mantan Dekan Fakultas Hukum dan Wakil Rektor III), sekaligus Calon Rektor periode 2021–2025, dalam Forum Dosen Unkhair.

Dalam pernyataan terbukanya, Syawal Abdul Adjid menyoroti gejala yang patut dicemaskan: adanya calon rektor yang menyebut diri hanya sebagai “juru bayar”, munculnya calon yang hanya “mengisi peluang”, dan bahkan mereka yang sekadar “mencari peluang”. Ini menunjukkan bahwa ada degradasi dalam cara kita memaknai kepemimpinan akademik. Jabatan rektor bukan posisi seremonial atau distribusi kekuasaan, tetapi tanggung jawab moral dan intelektual untuk memimpin Unkhair sebagai majelis ilmu yang memuliakan nalar, integritas, dan kemaslahatan publik.

Kampus Bukan Alat Transaksi

Kritik terhadap lemahnya manajemen keuangan dan kepegawaian bukan tanpa dasar. Praktik pengangkatan pejabat fungsional tanpa proses asesmen yang transparan, alih status dosen tanpa kompetensi memadai, hingga keterlambatan pembayaran hak dosen menunjukkan adanya problem struktural yang butuh koreksi mendalam. Jika kampus terus dikelola secara administratif transaksional, maka cita-cita akademik akan terpinggirkan.

Syawal mengingatkan bahwa pemimpin universitas harus memiliki rekam jejak yang kuat, bukan hanya administratif tetapi juga akademik. Ia menekankan pentingnya memilih calon rektor yang telah terbukti kapasitas, integritas, dan komitmennya. Dalam pandangannya, sosok seperti Prof. Abdulrasyid, Dr. Nurhalis, dan Dr. Nurhasanah adalah figur yang layak dipertimbangkan karena telah menunjukkan konsistensi dalam kepemimpinan ilmiah.

Senat Harus Berdiri Tegak

Sebagai lembaga perwakilan tertinggi sivitas akademika, Senat Universitas Khairun memegang tanggung jawab besar dalam menjaga marwah dan objektivitas institusi ini. Pemilihan rektor harus dilakukan secara ilmiah, jujur, dan transparan, bukan berdasarkan tekanan kelompok atau janji jabatan. Rektor tidak boleh “cawe-cawe” dalam menggiring pilihan. Campur tangan seperti itu berbahaya dan menggerogoti kepercayaan sivitas kepada proses demokrasi akademik.

Rektor adalah simbol pemersatu. Ia harus mengayomi seluruh kelompok, bukan menjadi representasi dari segelintir elite kampus. Ketika rektor berpihak pada satu kubu atau bahkan menjadi bagian dari persekongkolan kekuasaan, maka ia kehilangan moralitas akademiknya.

Maju Bersama Dengan Ilmu

Syawal Abdul Adjid menutup pernyataannya dengan menyerahkan “mimbar ilmu dan majelis ilmu” kepada Senat Universitas Khairun. Seruan ini harus dimaknai bukan sekadar kritik, melainkan ajakan tulus untuk mengembalikan kampus ke marwah keilmuannya.

Universitas Khairun membutuhkan pemimpin yang berpikir strategis, bertindak etis, dan berpihak pada kualitas. Pemimpin yang bisa menggerakkan seluruh sumber daya menuju universitas yang inklusif, produktif, dan berdampak nyata.

Mari kita wujudkan Unkhair yang maju bersama dengan ilmu, bukan maju bersama janji jabatan.

BERITA DAERAH

LIHAT SEMUA

Minim Perhatian, Ini Kondisi Salah Satu...

Labuha - Jauh dari kemewahan dan gemerlapnya suasana kota serta minim perhatian dari pemerintah, baik itu pemerintah Pusat maupun Daerah, beginilah kondisi jembatan darat...

Pemdes Guruapin Kayoa Salurkan Insentif Selama...

Halsel - Pemerintah Desa Guruapin, Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) telah menyalurkan insentif Tahap I yakni Januari hingga Juni tahun 2025. Penyaluran insentif kepada...

Persoalan APMS Kayoa Utara, Warga dan...

Labuha - Persoalan pemalangan pintu masuk Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di Desa Laromabati, Kecamatan Kayoa Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), berujung damai...

SAAT INI

Dua Hari Lagi Pelaksanaan CSS XXIII AKOPSI 2025, Walikota...

Ternate - Walikota Ternate M. Tauhid Soleman perintahkan semua instansi pelaksana teknis...

BERITA UTAMA

Peringati HUT Kemerdekaan RI ke-80 Tahun...

Ternate - Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80 Tahun 2025, Wanita Selam Indonesia (WASI) bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara menyelenggarakan Upacara Bawah Laut...

Satpas Polres Ternate Siap Layani Urus...

Ternate - Dalam rangka memberikan legalitas berkendara kepada masyarakat, Unit Regident Satpas Polres Ternate kembali melaksanakan pelayanan penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) pada Jumat,...

Polres Ternate Ungkap Kasus Narkotika Jenis...

Ternate - Kapolres Ternate AKBP Anita Ratna Yulianto, S.I.K., M.H., melalui Kasi Humas AKP Umar Kombong, S.H., mengumumkan bahwa Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres...

REKOMENDASI

Polres Ternate Amankan Dua Terduga Pelaku Pencurian di Ternate

Ternate - Tim Resmob Macan Gamalama Polres Ternate berhasil mengamankan dua orang terduga pelaku tindak pidana pencurian di Kelurahan Salahuddin, Kecamatan Ternate Tengah, pada...

Kabulog Ternate Tegaskan Para Mitra Agar...

Ternate - Kepala Cabang Bulog Ternate, Zadrach Evert Pattiwael, tegaskan kepada toko-toko atau mitra Perum Bulog Cabang Ternate, Maluku Utara (Malut), agar tak bermain...

Pengaruh Cuaca dan Konflik Rusia Ukraina,...

Ternate -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate memprediksi jelang Ramadhan nanti, bakal terjadi kenaikan harga pada 2 kebutuhan bahan pokok yakni, Gula...

Pertumbuhan Ekonomi RI Tidak Sampai 5...

JAKARTA - Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen secara tahunan (year on year/yoy) berakhir pada kuartal III-2023. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan,...

Kadis Pangan Kota Ternate Hadiri Panen...

Ternate -- Kepala Dinas Pangan Kota Ternate menghadiri panen jagung di Kelurahan Moya, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Moya...

IKLAN

Menjaga Marwah Akademik: Seruan Moral Menjelang Pemilihan Rektor Unkhair

Sebentar lagi Universitas Khairun akan memasuki tahap awal pemilihan Rektor. Momentum ini bukan sekadar proses administratif rutin, melainkan titik penting dalam menentukan arah dan masa depan kampus. Di tengah proses ini, sebuah pesan moral menggugah telah disampaikan oleh Syawal Abdul Adjid (mantan Dekan Fakultas Hukum dan Wakil Rektor III), sekaligus Calon Rektor periode 2021–2025, dalam Forum Dosen Unkhair.

Dalam pernyataan terbukanya, Syawal Abdul Adjid menyoroti gejala yang patut dicemaskan: adanya calon rektor yang menyebut diri hanya sebagai “juru bayar”, munculnya calon yang hanya “mengisi peluang”, dan bahkan mereka yang sekadar “mencari peluang”. Ini menunjukkan bahwa ada degradasi dalam cara kita memaknai kepemimpinan akademik. Jabatan rektor bukan posisi seremonial atau distribusi kekuasaan, tetapi tanggung jawab moral dan intelektual untuk memimpin Unkhair sebagai majelis ilmu yang memuliakan nalar, integritas, dan kemaslahatan publik.

Kampus Bukan Alat Transaksi

Kritik terhadap lemahnya manajemen keuangan dan kepegawaian bukan tanpa dasar. Praktik pengangkatan pejabat fungsional tanpa proses asesmen yang transparan, alih status dosen tanpa kompetensi memadai, hingga keterlambatan pembayaran hak dosen menunjukkan adanya problem struktural yang butuh koreksi mendalam. Jika kampus terus dikelola secara administratif transaksional, maka cita-cita akademik akan terpinggirkan.

Syawal mengingatkan bahwa pemimpin universitas harus memiliki rekam jejak yang kuat, bukan hanya administratif tetapi juga akademik. Ia menekankan pentingnya memilih calon rektor yang telah terbukti kapasitas, integritas, dan komitmennya. Dalam pandangannya, sosok seperti Prof. Abdulrasyid, Dr. Nurhalis, dan Dr. Nurhasanah adalah figur yang layak dipertimbangkan karena telah menunjukkan konsistensi dalam kepemimpinan ilmiah.

Senat Harus Berdiri Tegak

Sebagai lembaga perwakilan tertinggi sivitas akademika, Senat Universitas Khairun memegang tanggung jawab besar dalam menjaga marwah dan objektivitas institusi ini. Pemilihan rektor harus dilakukan secara ilmiah, jujur, dan transparan, bukan berdasarkan tekanan kelompok atau janji jabatan. Rektor tidak boleh “cawe-cawe” dalam menggiring pilihan. Campur tangan seperti itu berbahaya dan menggerogoti kepercayaan sivitas kepada proses demokrasi akademik.

Rektor adalah simbol pemersatu. Ia harus mengayomi seluruh kelompok, bukan menjadi representasi dari segelintir elite kampus. Ketika rektor berpihak pada satu kubu atau bahkan menjadi bagian dari persekongkolan kekuasaan, maka ia kehilangan moralitas akademiknya.

Maju Bersama Dengan Ilmu

Syawal Abdul Adjid menutup pernyataannya dengan menyerahkan “mimbar ilmu dan majelis ilmu” kepada Senat Universitas Khairun. Seruan ini harus dimaknai bukan sekadar kritik, melainkan ajakan tulus untuk mengembalikan kampus ke marwah keilmuannya.

Universitas Khairun membutuhkan pemimpin yang berpikir strategis, bertindak etis, dan berpihak pada kualitas. Pemimpin yang bisa menggerakkan seluruh sumber daya menuju universitas yang inklusif, produktif, dan berdampak nyata.

Mari kita wujudkan Unkhair yang maju bersama dengan ilmu, bukan maju bersama janji jabatan.

Bagikan :

Artikel Terkait

Baca Juga

Polres Ternate Amankan Dua Terduga Pelaku...

Ternate - Tim Resmob Macan Gamalama Polres Ternate berhasil mengamankan dua orang terduga pelaku tindak pidana pencurian di Kelurahan Salahuddin, Kecamatan Ternate Tengah, pada...

Iklan

error: Content is protected !!
Too Many Requests