Free Porn
xbporn

Diduga keluarkan Kata Kotor dan Pungli, Oknum Dosen PGSD Didemo

Bagikan :

TERPOPULER

Klasemen Akhir ASEAN di Asian Games...

Jakarta - Thailand menjadi negara Asia Tenggara (ASEAN) terbaik dalam klasemen akhir Asian Games 2023. Sementara Indonesia unggul atas Malaysia. Thailand berada di posisi delapan...

BACA JUGA

Nelayan Desa Lili Tersambar Petir Saat Melaut

Haltim - Seorang Nelayan asal Desa LiLi Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, dilaporkan jatuh dari perahu akibat tersambar petir saat melaut di perairan...

PELITA Batch II Harita Nickel Hasilkan 28 Pemuda Asli Halsel Lulusan Berkualitas

Halsel - Perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera...

Disdik Kota Ternate Minta Pihak Sekolah SD dan SMP Percepat LPJ BOS dan BOSDA

Ternate - Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ternate tegaskan sekolah-sekolah SD dan SMP segera masukkan laporan pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan...

Kadistan Halteng Serahkan Benih Padi Varietas Inpari Kepada Kelompok Tani

Halteng - Dinas Pertanian Halmahera Tengah melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) melaksanakan Program Optimalisasi Lahan Pangan (Sawah) dalam rangka mendukung program Nasional...

Ternate – Himpunan Mahasiswa PGSD (HIMA-PGSD) FKIP Unkhair Ternate gelar aksi, Kamis (19/10). Aksi yang mulai digelar pukul 08.00 Wit tersebut menuntut agar Oknum Dosen yang diduga melakukan Pungli dan Toxic dikeluarkan dari PGSD.

Pada aksi tersebut, para mahasiswa membawa spanduk, umbul-umbul dan selebaran yang sifatnya propaganda.

Aksi yang digelar dipicu ketidakpuasan serta mengganggu kenyamanan para mahasiswa, lantaran ada oknum dosen yang menggunakan bahasa kurang pantas pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Jose Fernando Hape, Korlap Aksi sekaligus Wakil Ketua Umum Hima PGSD, mengatakan bahwa, kampus seharusnya menjadi tempat belajar yang nyaman untuk seluruh mahasiswa.

Namun kata dia, belakangan ini ada oknum dosen yang mencoba menciptakan suasana belajar yang terkesan menekan dan memaksakan mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar sebagaimana mestinya.

“Kronologisnya, pada pukul 08.00 Wit, Jumat kemarin, 13 Oktober 2023, di ruangan 26 dalam keadaan proses belajar mengajar mahasiswa PGSD Semester V, ada dosen berinisial WU datang dan memaksakan harus menggunakan ruangan tersebut, sementara bukan jam mengajarnya,” ungkapnya.

Karena ngotot harus tetap menggunakan ruangan itu, WU tanpa sadar mengeluarkan bahasa yang dinilai tak pantas di depan mahasiswa yang sementara belajar.

“Ada juga salah satu dosen yang sedang mengajar, kata yang di keluarkan, mohon maaf “Kudacukki”,” bebernya.

Menurut Waketum PGSD, bukan hanya kejadian itu saja, tetapi hal serupa juga terjadi pada tanggal 5 Oktober 2023 lalu, dimana, saat oknum dosen tersebut melakukan absen terhadap para mahasiswa, salah seorang mahasiswa yang di absensi mengatakan hadir dengan suara yang dinilai sedikit lantang.

“Dari situ memicu kemarahan dosen WU tersebut dan mengeluarkan bahasa yang sama yakni ‘Kudacukki, Fofoki, kampungan, kurangajar’,” terangnya.

Jose menegaskan, berdasarkan kode etik dan etika akademik universitas Khairun pasal 21 ayat 1 tentang kode etik dosen (point’ ke 4) sebagaimana di maksud pada ayat 3 huruf a merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dosen Unkhair dalam melaksanakan tugas tridharma perguruan tinggi dan pergaulan hidup sehari hari baik didalam lingkungan kampus maupun di masyarakat, maka pihaknya mendesak agar oknum dosen yang bersangkutan dikeluarkan dari Pendidikan PGSD.

“Kami front HIMA-PGSD mendesak pihak Fakultas hingga Universitas Khairun untuk segera keluarkan dosen yang bersangkutan dari Pendidikan PGSD, kalau tidak kami akan melakukan aksi besar-besaran di FKIP hingga Universitas,” kecamnya.

Sementara, dalam hering bersama, Wakil Dekan III FKIP Unkhair Ternate, Jainudin Abdullah S.Pd., M.Pd, menampik soal dugaan pungli yang disampaikan masa aksi. Menurutnya mungkin dalam tanda kutip ada transaksi jual beli antara pembeli dan penjual tapi ada pemaksaan dari dosen yang bersangkutan kepada mahasiswa, dengan berbagai kata dan ancaman dan lain hal.

“Tapi disini kita belum dengar langsung penjelasan dosen yang bersangkutan, dan kita harus netral, kita membutuhkan penjelasan dari dosen yang bersangkutan serta penjelasan dari mahasiswa, sehingga nanti ada keputusan-keputusan yang sangat strategis yang kami ambil, dengan betul-betul melihat aturan dan melihat pada netralitas aspirasi mahasiswa yang di sampaikan,” ucap Wadek III pada hering bersama di ruang Aula Mini FKIP.

Perlu di ketahui, pada aksi tersebut para mahasiswa PGSD meminta :

  1. Keluarkan Oknum dosen yang bersangkutan dari pendidikan guru sekolah dasar
  2. Mahasiswa PGSD butuh ruang belajar yang nyaman
  3. Keluarkan Oknum dosen yang mengajar tidak sesuai dengan kurikulum
  4. Tolak kapitalisasi pendidikan
  5. Pihak fakultas segera menindaklanjuti (MOU) yang telah di keluarkan sebelumnya kepada dosen yang bersangkutan
  6. Stop pungli dalam bentuk apapun di dalam ruang belajar
  7. Tenaga pengajar harus konsisten dengan aturan akademik
  8. Hukum oknum dosen yang berwatak sexisme.

BERITA DAERAH

LIHAT SEMUA

Dinilai Langgar UU, Senator DPD RI...

Ternate - Viral Video Bupati Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut), Frans Manery, mengejar massa aksi dengan sebilah senjata tajam (Sajam), saat menggelar aksi...

Tokoh Muda Makayoa; Integritas KPUD Halsel...

Labuha - Dengan lolosnya sejumlah incumbent Penyelenggara Pemilihan Kecamatan (PPK), diwilayah Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), pada seleksi ulang anggota PPK tahun 2024 untuk pemilihan...

194 CJH Siap Diberangkatkan, Empat Diantaranya...

Halsel - Sebanyak 194 Calon Jamaah Haji (CJH) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut) untuk musim 1445 H /2024 M siap diberangkatkan...

SAAT INI

Rusihan-Mohtar Resmi Diusung PDIP di Pilkada Halmahera Selatan

Ternate - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri,...

BERITA UTAMA

Gerak Cepat Kadis Pertanian Halteng Tangani...

Halteng - Hujan lebat pada Rabu (07/08) kemarin menyebabkan banjir di kecamatan  Weda Selatan, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) Provinsi Maluku Utara (Malut). Banjir yang melanda masyarakat...

Beri Kesaksian Kasus AGK, Kepala ESDM...

Ternate - Sidang lanjutan pemeriksaan saksi atas kasus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), dengan terdakwa mantan Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Gani Kasuba (AGK), yang...

Dukung Rehabilitasi Lahan Mangrove, Harita Nickel...

Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan, kembali menegaskan komitmennya untuk konservasi dan...

REKOMENDASI

Disdik Kota Ternate Minta Pihak Sekolah SD dan SMP Percepat LPJ BOS dan BOSDA

Ternate - Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ternate tegaskan sekolah-sekolah SD dan SMP segera masukkan laporan pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan...

PELITA Batch II Harita Nickel Hasilkan 28 Pemuda Asli Halsel Lulusan Berkualitas

Halsel - Perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera...

Kadistan Halteng Serahkan Benih Padi Varietas Inpari Kepada Kelompok Tani

Halteng - Dinas Pertanian Halmahera Tengah melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) melaksanakan Program Optimalisasi Lahan Pangan (Sawah) dalam rangka mendukung program Nasional...

Nelayan Desa Lili Tersambar Petir Saat Melaut

Haltim - Seorang Nelayan asal Desa LiLi Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, dilaporkan jatuh dari perahu akibat tersambar petir saat melaut di perairan...

Kadistan Halteng Serahkan Benih Padi Varietas...

Halteng - Dinas Pertanian Halmahera Tengah melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) melaksanakan Program Optimalisasi Lahan Pangan (Sawah) dalam rangka mendukung program Nasional...

STY Optimistis Timnas Indonesia Lolos Grup...

Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong disebut optimistis mengantar skuad Garuda lolos babak Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026. Hal tersebut diungkapkan asisten...

Klasemen Peringkat 3 Terbaik Piala Asia...

KOMPAS.com – Klasemen peringkat ketiga terbaik Piala Asia 2023 menempatkan timnas Indonesia di posisi kedua di bawah Bahrain. Bahrain masih bercokol di urutan pertama klasemen...

Harita Nickel Berdayakan Perempuan Lokal Lewat...

Halsel - Peningkatan ekonomi masyarakat lokal, khususnya kelompok perempuan, menjadi salah satu fokus dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dijalankan oleh PT...

IKLAN

Diduga keluarkan Kata Kotor dan Pungli, Oknum Dosen PGSD Didemo

Ternate – Himpunan Mahasiswa PGSD (HIMA-PGSD) FKIP Unkhair Ternate gelar aksi, Kamis (19/10). Aksi yang mulai digelar pukul 08.00 Wit tersebut menuntut agar Oknum Dosen yang diduga melakukan Pungli dan Toxic dikeluarkan dari PGSD.

Pada aksi tersebut, para mahasiswa membawa spanduk, umbul-umbul dan selebaran yang sifatnya propaganda.

Aksi yang digelar dipicu ketidakpuasan serta mengganggu kenyamanan para mahasiswa, lantaran ada oknum dosen yang menggunakan bahasa kurang pantas pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Jose Fernando Hape, Korlap Aksi sekaligus Wakil Ketua Umum Hima PGSD, mengatakan bahwa, kampus seharusnya menjadi tempat belajar yang nyaman untuk seluruh mahasiswa.

Namun kata dia, belakangan ini ada oknum dosen yang mencoba menciptakan suasana belajar yang terkesan menekan dan memaksakan mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar sebagaimana mestinya.

“Kronologisnya, pada pukul 08.00 Wit, Jumat kemarin, 13 Oktober 2023, di ruangan 26 dalam keadaan proses belajar mengajar mahasiswa PGSD Semester V, ada dosen berinisial WU datang dan memaksakan harus menggunakan ruangan tersebut, sementara bukan jam mengajarnya,” ungkapnya.

Karena ngotot harus tetap menggunakan ruangan itu, WU tanpa sadar mengeluarkan bahasa yang dinilai tak pantas di depan mahasiswa yang sementara belajar.

“Ada juga salah satu dosen yang sedang mengajar, kata yang di keluarkan, mohon maaf “Kudacukki”,” bebernya.

Menurut Waketum PGSD, bukan hanya kejadian itu saja, tetapi hal serupa juga terjadi pada tanggal 5 Oktober 2023 lalu, dimana, saat oknum dosen tersebut melakukan absen terhadap para mahasiswa, salah seorang mahasiswa yang di absensi mengatakan hadir dengan suara yang dinilai sedikit lantang.

“Dari situ memicu kemarahan dosen WU tersebut dan mengeluarkan bahasa yang sama yakni ‘Kudacukki, Fofoki, kampungan, kurangajar’,” terangnya.

Jose menegaskan, berdasarkan kode etik dan etika akademik universitas Khairun pasal 21 ayat 1 tentang kode etik dosen (point’ ke 4) sebagaimana di maksud pada ayat 3 huruf a merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dosen Unkhair dalam melaksanakan tugas tridharma perguruan tinggi dan pergaulan hidup sehari hari baik didalam lingkungan kampus maupun di masyarakat, maka pihaknya mendesak agar oknum dosen yang bersangkutan dikeluarkan dari Pendidikan PGSD.

“Kami front HIMA-PGSD mendesak pihak Fakultas hingga Universitas Khairun untuk segera keluarkan dosen yang bersangkutan dari Pendidikan PGSD, kalau tidak kami akan melakukan aksi besar-besaran di FKIP hingga Universitas,” kecamnya.

Sementara, dalam hering bersama, Wakil Dekan III FKIP Unkhair Ternate, Jainudin Abdullah S.Pd., M.Pd, menampik soal dugaan pungli yang disampaikan masa aksi. Menurutnya mungkin dalam tanda kutip ada transaksi jual beli antara pembeli dan penjual tapi ada pemaksaan dari dosen yang bersangkutan kepada mahasiswa, dengan berbagai kata dan ancaman dan lain hal.

“Tapi disini kita belum dengar langsung penjelasan dosen yang bersangkutan, dan kita harus netral, kita membutuhkan penjelasan dari dosen yang bersangkutan serta penjelasan dari mahasiswa, sehingga nanti ada keputusan-keputusan yang sangat strategis yang kami ambil, dengan betul-betul melihat aturan dan melihat pada netralitas aspirasi mahasiswa yang di sampaikan,” ucap Wadek III pada hering bersama di ruang Aula Mini FKIP.

Perlu di ketahui, pada aksi tersebut para mahasiswa PGSD meminta :

  1. Keluarkan Oknum dosen yang bersangkutan dari pendidikan guru sekolah dasar
  2. Mahasiswa PGSD butuh ruang belajar yang nyaman
  3. Keluarkan Oknum dosen yang mengajar tidak sesuai dengan kurikulum
  4. Tolak kapitalisasi pendidikan
  5. Pihak fakultas segera menindaklanjuti (MOU) yang telah di keluarkan sebelumnya kepada dosen yang bersangkutan
  6. Stop pungli dalam bentuk apapun di dalam ruang belajar
  7. Tenaga pengajar harus konsisten dengan aturan akademik
  8. Hukum oknum dosen yang berwatak sexisme.

Bagikan :

Artikel Terkait

Baca Juga

Kadistan Halteng Serahkan Benih Padi Varietas...

Halteng - Dinas Pertanian Halmahera Tengah melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) melaksanakan Program Optimalisasi Lahan Pangan (Sawah) dalam rangka mendukung program Nasional...

PELITA Batch II Harita Nickel Hasilkan...

Halsel - Perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera...

Disdik Kota Ternate Minta Pihak Sekolah...

Ternate - Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ternate tegaskan sekolah-sekolah SD dan SMP segera masukkan laporan pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan...

Nelayan Desa Lili Tersambar Petir Saat...

Haltim - Seorang Nelayan asal Desa LiLi Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, dilaporkan jatuh dari perahu akibat tersambar petir saat melaut di perairan...

Iklan

error: Content is protected !!